Singapura, Literasidesatumbuh.id – Yayasan Literasi Desa Tumbuh, diwakili oleh Amsa Nadzifah, mendapatkan undangan dari the International Conference on Cohesive Societies untuk menjadi narasumber pada kegiatan tersebut. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari mulai pada tanggal 24 – 26 Juni 2025 berlokasi di Raffles City Convention Centre di Singapura. Fokus diskusi selama tiga hari adalah, pertama membahas Unpacking Multiculturalism, kedua Navigating Uncertainty, dan ketiga Forging Societal Resilience.

Pada hari pertama, kegiatan diawali dengan pembukaan langsung dengan pidato dari Presiden Republik Singapore, Mr Tharman Shanmugaratnam. Selanjutnya terdapat panel diskusi mengenai Unpacking Multiculturalism dengan menghadirkan pembicara Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Mr Ed Williams sebagai Presiden International Edelman dan Prof Colleen Ward selaku Professor Psikologi Victoria University of Wellington.
“Social Cohesion dapat dimulai dari hal sederhana seperti dengan menyapa tetangga” ungkap Mr. Tharman Shanmugaratnam sebelum menutup pidatonya.
Melalui pernyataan Presiden Republik Singapore tersebut, Amsa Nadzifah menceritakan pengalamannya membangun dan berkegiatan di Literasi Desa Tumbuh pada hari ketiga di forum Showcase. Forum ini dihadiri oleh sekitar 200 peserta dari berbagai negara.
“Berbeda dengan Singapura yang dalam satu rumah tangga dapat berbicara dua hingga tiga bahasa dan berasal dari beragam etnis, di kampung saya kami menggunakan bahasa yang sama, dari etnis yang sama dan menjalankan ibadah yang sama. Sehingga apabila terdapat perbedaan menjadi terlihat secara kontras.” Ungkapnya mengawali presentasinya.

Selanjutnya ia menceritakan bagaimana Literasi Desa Tumbuh menggunakan kegiatan Ruang Baca, Ruang Seni, dan juga Ngobrol Bareng menjadi ruang-ruang pertemuan tanpa batasan agama dan suku. Ruang Baca merupakan kegiatan dengan mengenalkan literasi dan eksperimen sains kepada anak-anak di wilayah Yogyakarta. Sedangkan Ruang Seni menjadi tempat dimana anak-anak belajar percaya diri dengan tampil dengan tari tradisional dan juga angklung. Melalui Ngobrol Bareng, Literasi Desa Tumbuh menguatkan kapasitas ibu-ibu melalui beragam obrolan mulai dari literasi keuangan, pemanfaatan limbah sampah seperti jelantah, memaksimalkan potensi makanan lokal seperti pengolahan tepung beras menjadi beragam makanan.
Ia menambahkan bahwa dalam proses kerjanya, Literasi Desa Tumbuh mengadaptasi framework dari Community Resilience as a Metaphor, Theory, Set of Capacities, and Strategy for Disaster
Readiness oleh Norris, Fran H., Stevens, Susan P., Pfefferbaum, Betty., Wyche, Karen F., Pfefferbaum, Rose L., (2008). Melalui framework tersebut, Literasi Desa Tumbuh menerjemahkan dengan memulai dari peningkatan kapasitas individu dan kelompok, penguatan social capital, memastikan terdapatnya dampak ekonomi, serta menarasikan kegiatan dan informasi melalui transmedia.
Selain itu, sebagai seorang pemikir dekolonial, ia juga menegaskan pentingnya seorang praktisi sosial untuk menyesuaikan dengan konteks lokal, jika tidak maka pendekatan tersebut justru menekankan kuasa dari satu pihak.

Ia menceritakan salah satu contohnya adalah ketika literasi keuangan, ia tidak menekankan bahwa menabung dalam bentuk saham adalah satu-satunya cara untuk menyimpan uang, melainkan dengan menanam pohon jati dapat menjadi tabungan di hari tua saat memanen pisang kemudian menjualnya kembali merupakan tabungan jangka pendek.
“Pengakuan pengetahuan dari masyarakat menjadi penting, karena hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat adalah subjek bukan gelas kosong, kami hanya mewarnai isi gelas atau menambah beberapa tetes isinya.” ujarnya saat ditemui seusai kegiatan.
Kehadiran Literasi Desa Tumbuh pada forum internasional seperti ICCS menjadi hal penting untuk menunjukkan bagaimana praktik yang telah dijalankan oleh gerakan akar rumput. Konsep Social Cohesion bukanlah sesuatu yang bisa instan seperti membuat mie, ini membutuhkan cinta, kesungguhan dan kerja bersama.
Pada kesempatan ini, Amsa Nadzifah mendapatkan beragam pertanyaan dan undangan terutama undangan untuk menjembatani beragam perguruan tinggi yang akan melakukan aktivitas bersama masyarakat.