Meningkatkan Kapasitas Pustakawan, Guru, dan Penggiat Literasi di Sleman

Pada Kamis, 12 Juni 2025, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis Literasi Informasi yang diikuti kurang lebih 100 peserta. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Werkudara, Lantai 2 Gedung DPAD DIY, dari pukul 08.00 hingga 16.30 WIB.

Peserta berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pustakawan, guru, hingga penggiat literasi dari sekolah-sekolah dan taman bacaan masyarakat (TBM) di wilayah DIY. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala DPAD DIY, Bapak Kurniawan, S.Sos., SE.Akt., M.Ec.Dev., yang dalam sambutannya menekankan bahwa literasi merupakan bagian penting dalam pembangunan berkelanjutan.

“Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, literasi merupakan proses seumur hidup yang tidak berhenti ketika seseorang meninggalkan bangku sekolah. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas para pelaku literasi seperti pustakawan, guru, dan penggiat literasi adalah investasi penting untuk membangun masyarakat yang inklusif, adaptif, dan berpengetahuan,” ujar Bapak Kurniawan.

Bimbingan teknis ini dirancang sebagai upaya strategis untuk meningkatkan keterampilan peserta dalam mengelola dan memanfaatkan informasi secara tepat dan relevan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan mengasah kemampuan peserta dalam menelusuri informasi secara efisien dan kritis, baik secara manual maupun dengan bantuan teknologi. Pemahaman mengenai pentingnya mengevaluasi informasi sebelum menyebarkannya juga menjadi salah satu fokus utama, termasuk pengenalan terhadap etika penggunaan informasi dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) secara bijak di lingkungan pendidikan.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber kompeten dari berbagai perguruan tinggi, yaitu Fransisca Rahayuningsih, S.Sos., MA dari Universitas Sanata Dharma, Arda Putri Winata dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan Dr. Purwani Istiana, SIP., M.A dari Universitas Gadjah Mada. Mereka membawakan materi mengenai cara mengenali kebutuhan informasi, teknik penelusuran dan evaluasi informasi secara personal maupun institusional, serta analisis dan sintesis informasi untuk penyusunan bahan ajar dan konten literasi. Para narasumber juga membahas secara mendalam mengenai etika penggunaan informasi dan AI, termasuk potensi dan risikonya dalam konteks literasi digital, serta strategi diseminasi informasi yang efektif di tengah masyarakat.

Suasana kegiatan berlangsung interaktif dan menyenangkan. Antusiasme peserta terlihat dari sesi tanya jawab yang aktif, diselingi dengan canda tawa yang membuat suasana menjadi lebih cair dan tidak kaku. Selain mendapatkan wawasan teoritis, para peserta juga mengikuti praktik langsung menggunakan berbagai aplikasi dan alat pencarian informasi berbasis AI, membedakan informasi yang kredibel dengan hoaks, serta memahami pendekatan literasi yang sesuai dengan karakteristik masyarakat atau siswa di lingkungan mereka.

Kegiatan ini juga menjadi ruang berbagi pengalaman mengenai pengelolaan perpustakaan sekolah, TBM, dan berbagai tantangan literasi yang dihadapi di lapangan. Tidak hanya menjadi ajang pelatihan, kegiatan ini berhasil menciptakan ruang kolaboratif yang mempertemukan beragam pihak yang peduli terhadap penguatan literasi. Jaringan antar pelaku literasi pun semakin erat, memperkuat peran strategis pustakawan, guru, dan penggiat literasi dalam mencerdaskan masyarakat.

Penulis
Shindi Shintia, Bendahara II dan Pengampu Ruang Seni di Yayasan Literasi Desa Tumbuh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *